Posted by : Unknown Sabtu, 27 Agustus 2016

Hasil gambar untuk kancil dan siputDi sebuah hutan hiduplah sekelompok hewan yang hidup rukun dan damai. Pada suatu hari, ada seekor kancil bernama Cila yang sangat cerdik dan familiar, dia sedang berlari terengah-engah karena dikejar oleh harimau.
          ‘‘Cila.. hey si kancil bodoh, mau lari kemana lagi kau’’ Ungkap harimau bernama Herry itu.
          ‘‘huft.. aku harus pergi kemana lagi ini??’’ ujar kancil dengan terengah-engah.Lalu, si kancil pun pergi bersembunyi di semak-semak, dan waktu harimau lewat, harimau itu tidak melihat Si Cila. Cila pun keluar dengan hati lega.
          Kemudian, setelah keluar dari persembunyiannya, kancil itu pun berjalan dengan lemas karena perutnya sangat lapar. Tiba-tiba ia bertemu dengan seekorsiput bernama Ciput yang sedang berjalan menyusuri hutan untuk mencari makan. Si Cila yang kelaparan itu melihat Sang Ciput itu seperti buah manggis yang begitu harum, dan kemudian si kancil itu pun memakan sang siput di depannya. Ketika Si Cila sedang menggigit Si Ciput, Ciput pun berteriak kesakitan.
          ‘‘aduh.. Cila, apa kamu sudah gila mau mekanku?’’ kata Sang Ciput dengan perasaan kesal dan kesakitan.
          Seketika itu, Cila sadar bahwa yang dimakannya bukanlah manggis, melainkan Si Ciput temannya, dan Cila pun segera menurunkannya.
Cila berkata ‘‘maafkan aku Ciput, aku sangat lapar, sehingga aku tidak tahu bahwa kamu lah yang sedang aku makan.’’
‘’dasar kancil gila, kamu kira aku bisa memaafkanmu begitu saja haa?? Kau kira cangkang ini akan kembali begitu saja?’’ bantah siput dengan begitu kesal.
‘’Ciput, apakah kamu tidak mau memaafkan kesalahanku?’’
‘’aku? Memaafkan kesalahanmu begitu saja? Maaf ya, jangan harap kamu ya hm.’’ Jawab Ciput dengan begitu marah.
Lama-kelamaan, Cila pun makin kesal dengan kelakuan si siput yang tak mau memaafkannya.
‘’oh, jadi kamu tidak mau memaafkan kesalahanku? Ok terserah kamu, yang penting aku sudah meminta maaf padamu kan?’’ ucap Cila dengan kesal.
Cila pun akhirnya pergi dari hadapan si Ciput, tiba-tiba sang siput itu berkata, ‘’ aku akan memaafkanmu, asalkan kau mau menerima tantanganku untuk berlomba lari melawanku esok pagi, jika kau menang aku akan memaafkanmu, jika kau kalah kau harus minta maaf kepadaku di depan teman-teman yang hadir untuk melihatnya.’’
‘’baiklah, terserah kau saja.’’ Teriak Cila
Pada keesokan harinya, sang kancil dan sang siput pun bertemu untuk melakukan lomba lari yang dihadiri oleh binatang-binatang lainnya, seperti kerbau, kura-kura, monyet, tupai dan lain-lain. Semua binatang sudah hadir, tinggal menunggu tupai yang  berlaku sebagai wasit untuk perlombaan tersebut. Tak lama kemudian, tupai pun datang untuk memulai perlombaan, dan perlombaan pun dimulai. Dalam perlombaan ini, kancil mendapatkan banyak dukungan dari binatang-binatang lainya. Kancil pun berusaha sangat keras dalam perlombaan ini, namun pada waktu kancil berlari, selalu ada Ciput di depannya. Pada rute terakhir, Sang Cila pun berusaha lebih ekstra lagi agar dapat memenangkan perlombaan tersebut. Namun, Cila mulai merasa heran karena Ciput selalu bisa mendahuluinya, padahal yang ia tau, siout adalah binatang yang lambat dalam berjalan. Namun pada saat Cila sudah mencapai finish, ia sangat bahagia, namun kebahagiaan itu dapat hilang seketika karena Cila melihat ada Ciput di garis finish. Sewaktu penyerahan bunga untuk sang pemenag, monyetpun bingung untuk meletakkan bunga tersebut, karena ukuran bunganya terlalu besar untuk si siput. Lalu monyet pun mengambil satu bunga untuk diberikan pada siput, namun monyet masih bingung untuk meletakkan bunga tersebut.
‘’ letakkan saja pada lubang di cangkangnya’’ saran si kancil dengan sinis. Monyet tetap saja kebingungan, karena ia tidak menemukan lubang pada cangkang si siput. ‘’ mana? Aku tidak melihat lubang di cangkang si siput’’ ucap monyet kebingungan. Lalu seketika itu, kancilpun terkejut dan berbicara bahwa siput yang menantangnya itu memiliki lubang pada cangkang depannya karena pernah ia gigit.
Akhirnya, semua kebohongan si Ciput pun terbongkar jelas di depan teman-temannya, dan semua teman-temannya membencinya. Sehingga pada waktu itu, yang menjadi sang juara sesungguhnya adalah sang kancil. Cila pun menuntun penerimaan maafnya pada Ciput. Setelah kejadian itu, Ciput tidak pernah berlagak sombong dan licik lagi. Dan semua kejadian pada waktu itu menjadi pembelajaran bagi Ciput untuk tidak berlaku semena-mena



Pengarang : Izzatul Mula

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Den!m KaWe - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -