Posted by : Unknown
Sabtu, 22 Oktober 2016
Eps.1
2 September pukul 19.00. Aku tunggu di Tebing Miura Kaishoku.
2 September pukul 19.00. Aku tunggu di Tebing Miura Kaishoku.
Itulah yang
tertulis di surat itu. Di atas bangkuku.
Malam itu
aku datang dan didorong oleh seseorang dari belakang.
Aku… MATI.
Aku
terbangun dan tiba-tiba dikelilingi orang yang tak kukenal. Ketika aku melihat
wajahku di cermin, aku terkejut… Ini… bukan wajahku. Ini wajah orang lain yang
tadinya hendak menolongku. Aku… MASIH HIDUP. Wajah orang ini jauh lebih tampan
dan keren daripada wajah asliku, wajah Koyama Nobuo, siswa SMA Higashi si otaku (sebutan bagi orang yang maniak
terhadap sesuatu) kereta api yang kuper
dengan rambut depan panjangnya yang menutupi mata.
Lalu,
bagaimana? Bagaimana nasib pemilik raga ini? Apakah dia…
Takahashi
Shinji. Itulah namaku sekarang. Kehidupannya sangat bertolak belakang denganku.
Wajahnya tampan, keren, hidup mewah di
keluarga kalangan atas, bersekolah di sekolah majudi tengah kota, mahir bermain gitar, dan bahkan
menjadi anak band, mempunyai ayah dan ibu yang sangat menyayanginya, bahkan
mempunyai kekasih dan teman yang baik―hal yang tidak pernah Koyama Nobuo miliki―.
Kehidupanku sebagi Koyama Nobuo hanyalah remaja SMA dari keluarga sederhana
yang hidup tanpa ayah, teman, apalagi kekasih, dan tidak ada yang menonjol
dalam diriku. Aku juga sangat membenci pelajaran bahasa Inggris. Tetapi,
Takahasihi Shinji tidak. Dia justru terbiasa nge-band dan membawakan lagu
berbahasa Inggris. Aku tahu itu dari teman band-nya yang bernama Tamotsu dan
Shigeki. Mereka datang ketika menjenguk Takahashi Shinji (yang di dalamnya
terdapat nyawaku).
Tak ada yang
tahu bahwa yang berada di dalam raga Takahshi Shinji ini bukanlah Takahashi
Shinji, melainkan Koyama Nobuo. Ibu Takahashi Shinji terlalu baik sehingga aku
tak tega memberitahunya bahwa aku bukanlah Shinji. Aku tak bisa membayangkan
betapa sedihnya beliau jika tahu putranya telah tiada.
Oleh karena
itu, aku berpura-pura amnesia untuk
menutupi kebenaranku. Setiap kali orang lain menanyakan apakah aku teringat pada peristiwa ini atau peristiwa itu, aku berpura-pura lupa dan mengatakan bahwa aku merasa pusing. Selain itu, aku meminta kepada kedua orang tuaku,
maksudku orang tua Shinji untuk pindah ke sekolahku yang dulu, SMA Higashi yang
merupakan SMA pinggiran. Aku memilih untuk kembali ke SMA Higashi dengan satu
tujuan. Tujuanku adalah mencari pembunuhku. Surat itu kutemukan di atas mejaku.
Saat itu perayaan semester baru dan seluruh anggota kelas membersihkan kelas
masing-masing. Berarti tersangkanya adalah anggota kelas. Totalnya 35 orang.
Semenjak kepidahanku ke SMA Higashi sebagai Takahashi Shinji dengan tampang keren, Sasaki si kapten tim sepakbola dan Arai si wakil kapten tim sepakbola menjadi akrab denganku. Padahal dulu, aku sebagai Koyama Nobuo dianggap suram oleh sekelas karena aku adalah otaku kereta api. Dulu, temanku hanyalah Tanaka Yoshio yang juga otaku kereta api.
Pertama kali aku memasuki kelas, pandangan mataku tertuju pada meja yang letaknya paling belakang. Itu dulu mejaku, dan kini di atasnya terdapat sebuah vas berisi bunga bakung yang agak layu. Bunga bakung biasanya diletakkan untuk memperingati kematian seseorang. Sudah dua bulan Koyama Nobuo mati bagi mereka. Itu berarti, Takahashi Shinji bertukar tubuh denganku dan mati bersama ragaku. Kasihan sekali dia. Untuk menyelamatkanku dia bahkan mengorbankan nyawanya, dan karena itu aku harus hidup demi dia. Aku harus menemukan pembunuhku.
Ikuti terus kisahnya kawan... 😉😄😊😁😀
Tak ikuti kok😂😂😂😐😐
BalasHapusTak ikuti kok😂😂😂😐😐
BalasHapus