Posted by : Unknown
Sabtu, 27 Agustus 2016
Dikisahkan di sebuah pulau yang hijau terdapat beraneka ragam jenis
binatang. Namun, semenjak manusia sering menebang pohon secara liar,
binatang-binatang tersebut mengungsi dan sebagian dari binatang tersebut ada
pula yang diburu oleh manusia, sehingga spesiesnya menjadi langka. Hanya ada
satu spesies yang bertahan di pulau itu, yaitu semut. Oleh karena itu, pulau
tersebut dinamakan Pulau Semut. Semut yang hidup disana adalah bangsa Semut
Hitam yang bertubuh kecil dan bangsa Semut Merah yang bertubuh besar. Bangsa
masing-masing memiliki daerah kekuasaan yang sama luasnya. Meskipun begitu,
semut-semut merah selalu iri dan suka mengganggu para semut hitam.
Saat musim kemarau tiba,
bangsa Semut Merah dilanda kekeringan dan kelaparan, sementara bangsa Semut Hitam
masih memiliki cadangan makanan yang cukup banyak. Semut-semut merah heran,
darimana bangsa semut Hitam mendapatkan pasokan makanan yang berlimpah. Salah
satu semut merah bernama Momo memata-matai gerak-gerik bangsa Semut Hitam.
Ternyata, semut-semut
hitam pekerja mencari makanan di pulau seberang dan bahkan sebagian dari mereka
tinggal disana. Momo langsung melaporkan berita ini kepada Ratu Semut Merah.
Dengan bermodalkan ukuran tubuh yang lebih besar daripada semut hitam, bangsa
Semut Merah menyusun strategi untuk mengambil alih pulau seberang dari
genggaman bangsa Semut Hitam. Mereka berencana untuk menghabisi semut-semut
hitam di pulau seberang dahulu, sebab mereka berpikir untuk segera mendapatkan
makanan. Untuk mencapai pulau seberang mereka harus menyebrangi sungai yang
cukup lebar bagi semut. Tapi, itu tidak masalah, karena mereka dapat
menggunakan jembatan yang sudah dibuat oleh semut-semut hitam pekerja.
Bangsa Semut Merah
menjalankan rencananya ketika malam hari. Semut-semut merah membawa seluruh
warganya untuk berperang. Semut-semut hitam di pulau seberang mulai panik atas
kedatangan bangsa Semut Merah yang berwajah garang. Perang ini berlangsung
sangat sengit. Karena kalah jumlah, bangsa Semut Hitam pun kalah. Bangsa Semut
Merah berhasil menduduki kawasan pulau seberang. Mereka belum puas sampai
disini.
“Wahai rakyatku! Bagaimana jika kita habisi semua
semut hitam? Dengan demikian kita akan menguasai dua pulau dan kita tidak akan
pernah lagi dilanda kelaparan. Hahaha…” semangat keserakahan dalam diri Ratu
Semut Merah tampak menggebu-gebu.
“Setuju!” teriak seluruh
rakyat bangsa Semut Merah.
“Tetapi harus ada
beberapa semut yang berjaga disini. Sebaiknya, anak-anak tetap tinggal disini
saja,” perintah Ratu Semut Merah.
Kemudian, esok paginya
bangsa Semut Merah dewasa dan pekerja pun berangkat ke pulau asal mereka, Pulau
Semut. Mereka kembali dengan membawa banyak sekali makanan. Sesampainya di
Pulau Semut, mereka kaget bukan kepalang, semut-semut hitam sudah meguasai
sluruh penjuru pulau tersebut. Salah satu semut hitam berteriak,
“Teman-teman, lihat!
Semut-semut merah sudah datang. Sambutlah mereka!”
Semut hitam langsung
menumpahkan bak berisi air ke arah semut merah berpijak, sehingga para semut
merah itu tewas tenggelam. Lalu, semut hitam memotong jembatannya.
Akhirnya, bangsa Semut
Merah pun takluk. Tetapi masih ada anak-anak semut merah di pulau seberang. Meskipun begitu, mereka tetap
saja dilanda bencana kelaparan karena mereka hanya bisa mengeksploitasi alam
tetapi tidak mampu mengolah dan memanfaatkannya dengan baik, sehingga bangsa
Semut Merah mati kelaparan. Sebaliknya, kini bangsa Semut Hitam mendapatkan
wilayah yang lebih luas. Meskipun bangsa Semut Hitam tidak terhubung dengan
pulau seberang, mereka tak pernah kelaparan sebab mereka selalu menghemat
makanan dan juga menanam biji-bijian yang pernah mereka dapatkan dari pulau
seberang.
Nama : Shabrina Farras Tsany
bagus ceritanya tapi ini masih perlu di kembangkan lagi agar lebih panjang ceritanya
BalasHapus